PERBEDAAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH AKSEPTOR KB ORAL KOMBINASI, DEPOMEDROXY PROGESTERON ACETATE, DAN IMPLANT

Mufidah Mufidah

Abstract


Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dengan peminat tertinggi di Indonesia. Kontrasepsi yang paling umum digunakan adalah POK, DMPA dan Implant di Kabupaten Pringsewu. Salah satu efek samping yang terjadi adalah kenaikan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Peningkatan Tekanan Darah Pada Akseptor Kontrasepsi KB Oral Kombinasi (POK), Depomedroxy Progesteron Acetate (DMPA), Dan Implant Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, rancangan survey analitik dengan pendekatan crossectional. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor KB hormonal POK, DMPA dan Implant di Kabupaten Pringsewu dengan jumlah 231 orang. Analisis data menggunakan uji Anova. Hasil penelitian didapatkan kenaikan tekanan darah systole setelah menggunakan KB saat ini tertinggi pada kelompok POK 16,91±3,89, kemudian kelompok DMPA 12,90±3,85 dan yang paling rendah adalah kelompok Implant 9,01±4,185. Sedangkan Kenaikan Tekanan darah Diastole responden setelah menggunakan KB saat ini tertinggi pada kelompok POK 9,04±2,48, kemudian kelompok implant 6,03±2,76 dan yang paling rendah adalah kelompok DMPA 5,84±2,54. Hasil uji statistic menunjukkan ada perbedaan systole setelah menggunakan KB pada akseptor KB Pil Oral Kombinasi (POK), Depomedroxy Progesterone Acetate (DMPA), dan Implant di Kabupaten Pringsewu Lampung tahun 2021 ( p value = 0,000). Dan hasil uji statistic juga menunjukkan ada perbedaan diastole setelah menggunakan KB pada akseptor KB Pil Oral Kombinasi (POK), Depomedroxy Progesterone Acetate (DMPA), dan Implant di Kabupaten Pringsewu Lampung tahun 2021 ( p value = 0,000)

Full Text:

PDF

References


Biran Affandi. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (edisi 3). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dinkes. (2021). CAPAIAN KB 21.

DinKes. (2020). GRAFIK CAKUPAN K1A 2020.

Fatmawati, A., Mulyani, M., & Lusiani, E. (2020). Hubungan Lamanya Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik Tiga Bulan dengan Hipertensi. Jurnal Kesehatan Holistic, 4(2), 21–29. https://doi.org/10.33377/jkh.v4i2.77

Hartanto, H. (2010). keluarga berencana dan kontrasepsi. pustaka sinar harapan.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).

Lestariningsih, S., & Martini, W. (2017). Analisis Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntikan DMPA dengan Disfungsi Seksual. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, X(1), 1–4.

P2PTM Kemenkes RI. (2020). Apa Itu Hipertensi?

Paramitha, I., Amirus, K., & Samino. (2016). PERBEDAAN TEKANAN DARAH SISTOLIK ANTAR AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA PADA KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN SEJAHTERA 1 DI BANDAR LAMPUNG. Jurnal Dunia Kesmas, 5(2), 24–31.

Setiyowati, E., & Sudarto Ronoatmodjo. (2013). Hubungan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita di Indonesia (Analisis Data IFLS 5 Tahun 2014). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga berencana. salemba medika.

Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. ANDI OFFSET.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.